FORENSIC ACCOUNTING AND INVESTIGATIVE AUDIT – UTS

PERTEMUAN I

PENGERTIAN KECURANGAN

Menurut Tuanakotta didalam bukunya akuntansi forensic dan audit investigative, tidak menerjemahkan fraud dengan kecurangan. Sebab istilah Fraud yang dikenal para akuntan dalam KUHP diatur dalam banyak pasal dan dengan berbagai istilah. Seperti yang disebutkan didalam KUHP beberapa pengertian tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Pasal 362 tentang pencurian : “mengambil  barang sesuatu, uang selluruhnya atau sebagaian kepunyaan orang lain , dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum.”
  2. Pasal 368 tentang pemeraswan dan penacaman
  3. Pasal 372 tentang penggelapan : dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan.
  4. Pasal 378 tentang perbuatan curang dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabal palsu dengna tipu muslihata ataupun rangkaian keboohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menhapuskan piutang.
  5. Pasal 396 tentang merugiakn pemberi piutang dalam keadaan pailit.
  6. Pasal 406 tetnang menghancurkan atau merusakkan barang (Dengan sengaja atau melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membuat tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesautu yang seluruhnya atua sebagian milik orang lain)

Disamping KUHP juga ada kenentuan UU lainnya seperti UU pemberantasa tindak pidana korupsi, UU Perpajakan, UU Pencucian Uang, UU Perlindungan Konsumen.

Dan menurut Layperson berarti ketidak jujuran yang dapat dilihat dari kesengajaan menyesatkan seseorang pada tingkatan material.

Sedangkan corporate fraud adalah fraud yang by for or against a business corporation.

Magement fraud adlaah mireprestasi yang disengaja dari suatau perusahaan atau unit untuk memperlihatkan performa yang ditetapkan oleh perusahaan.

PERTEMUAN II

PERAN AUDITOR DAN INVESTIGATOR AKUNTANSI FORENSIK

  1. Peranan Di Sektor Pemerintahan

Di sector public (Pemerintahan), praktik akuntan forensic serupa dengan apa yang ada pada sector swasta yaitu menangani fraud , perbedaannya adalah bahwa tahap tahap dalam seluruh rangkaian akuntansi forensic terbai bagi di antara berbagai lembaga. Ada lembaga yang melakukan pemeriksaan keuangan Negara, ada lembaga pengadilan, ada lembaga yang menunjang kegiatan memerangi kejahatan pada umumnya dan korupsi khussunya (seperti PPATK) dan lembaga lembaga lainnya seperti KPK. Juga ada lembaga swadaya masyarakat yang berfungsi sebagai pressure group. Masing masing lembaga memiliki mandate dan wewenang yang diatur dalam konstitusi, undang undang atau ketentuan lainnya. Selain itu keadaan politik dan macam macam kondisi lain akan mempengaruhi lingkup akuntansi forensic yang diterapkan, termasuk pendekatan hukum dan nonhukum,

  1. Sektor Publik dan Swasta

Dimensi

Sektor Publik

Sektor Swasta

Landasan Penugasan Undang Undang Penugasan Tertulis secara spesifik
Imbalan Lazimnya tanpa imbalan Fee dan biaya
Hukum Pidana Umum, Khusus dan administrasi Negara Perdata, arbitrase, administrative / aturan intern perusahaan.
Ukuran keberhasilan Memenangkan perkara pidana dan memulihkan kerugian Memulihkan Kerugian
Pembuktian Dapa melibatkan instansi lan di luar lembaga yang bersangkutan. Bukti intern dengan bukti ekstern yang lebih terbatas.
Tekhnik audit investigative Sangat bervariasi karena kewenangan yang relative besar Relative lebih sedikit dibandingkan sector public. Kreativitas dalam pendekatan menjadi hal yang sangat menentukan
Akuntansi Tekanan Pada kerugian Negara dan kerugian keuangan Negara Penilaian bisnis

PERTEMUAN III

PENGANTAR KEARAH AKT. FORENSIK DAN PEMERIKSAAN KECURANGAN

Beberapa jasa forensic :

  1. Investigasi keuangan dan fraud
  2. Teknologi analitik dan forensic
  3. Manajemen resiko terhadap fraud
  4. FCPA – review dan investigasi
  5. Jasa pencegahan pencucian uang
  6. Whistleblower hotline
  7. Dukungan dalam litigasi
  8. Perlindungan hak intelektual
  9. Pelatihan bagi klien di bidang forensic
  10. Jasa Inteligen bisnis

Karakteristik pemeriksa fraud  yang harus dimiliki :

“Prudence, secrecy, inventiveness, persistency, personal courage, honesty” selain itu :

  1. Menjadi sosok orang yang disukai orang lain.
  2. Pemeriksa fraud harus mampu berkomunikasi dalam “bahasa” mereka. Contoh seorang sarjana tidak dapat ditanya dengan bahas yang sama seperti seorang yang tidak menyelesaikan SMU nya.
  3. Harus memiliki kemampuan teknis untuk mengerti konsep ekuangan, dan kemampuan untuk menarik kesimpultan terhadapnya.
  4. Kemampuan berinteraksi dengan manusia, dalam waktu yang singkat dan dengan tujuan yang spesisik bisa mendapatkan informasi yang diperlukan. Idealnya pemeriksa memiliki kepribadian yang menarik dan mampu memotivasi orang lain untuk membantunya.
  5. Ketegasan dan ketangguhan (Sikap Angker dan sebagainya) hanya ada ketika dibutuhkan.

Kualitas akuntan forensic :

  1. Kreatif
  2. Memiliki rasa ingin tahu utnuk menemukan apa yang sesungguhnya terjadi
  3. Tidak mudah menyerah
  4. Memiliki kemampuan untuk  mempertahankan perspektifnya.
  5. Memiliki kemampuan utnuk memahami bagaimana bisnis sesungguhnya berjalan dan bukan sekedar memahamai transaksi dicatat
  6. Percaya diri sehingga dapat bertahan dibawah tekanan.

Sikap dan tindak piker yang harus dimiliki oleh akuntan forensic :

  1. Independen
  2. Objektif
  3. Skeptis

Standar Audit Investigatif :

  1. Seluruh investigasi harus dilandasi praktik terbaik yang diakui
  2. Kumpulkan bukti dengan prinsip kehati hatian sehingga bukti dapat diterima di pengadilan
  3. Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diindeks dan jejak audit tersedia
  4. Pastikan bahwa para investigator mengerti hak asasi pegawai dan senantiasa menghormatinya
  5. Beban pembuktian ada pada yang menduga pegawainya melakukan kecurangan dan pada penuntut umu yang mendakwa pegawai tsb, baik dalam kasus hukum administrative maupun hukum pidana.
  6. Cakup seluruh substansi investigasi dan menguasai seluruh targae yang sangat kritis.
  7. Melipu seluruh tahapan kunci dalam porses investigasi, termasuk perencanaan, pengumpulan bukti dan barang bukti, wawsancara, kontak dengan pihak ketiga, pengamanan mengenai hal yang bersifat rahasia, ikuti tata cara atau protocol, dokumentasi dan penyelenggaraan catatan, melibatkan dan atau melapor ke polisi, kewajiban hukum dan persyaratan mengenai pelaporan.

PERTEMUAN IV

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DAN PASAR MODAL

Kecurangan pada laporan keuangan

Sebenarnya merupakan tanggun jawab dari pihak auditor dimana hal ini benar untuk 3 sisi yaitu:

  1. Jumlah fraud didalam laporan keuangan cenderung bersifat material. Sehingga jika dibandingkan dengan tujuan dari financial audit yaitu untuk meyakinkan laporan keuangan tidak salah secara material tidak akan bisa terpenuhi.
  2. Financial statement audit ditujukan untuk mendeteksi fraud pada laporan keuangan. Prosedur yntuk mendeteksi fraud sangat berbeda dengan rposesur yang digunakan didalam financial audit untuk mendeteksi material misstatements.
  3. Dikarenakan eksekutif manajemen terlibat didalam kecurangan pada laporan keuangan other parties internal to the company pun dapat dibodohi atau ditekan sedemikian rupa, hal tersebut termasuk internal auditornya.

Sedangkan kecurangan didalam laporan keuangan dapat terjadi sebagai berikut :

  1. Timing differences (Yang digunakan untuk improper treatment of sales)
  2. Pendapatan fiksi
  3. Menutupi kewajiban
  4. Improper Disclosure
  5. Improper Asset Valuation

PERTEMUAN V

TAKSONOMI DAN SEKEMA KECURANGAN

Fraud Taksonomi adalah Pembagian fraud berdasarkan kelompok tertentu. Contohnya adalah :

Fraud yang terjadi dikarenakan tujuan tertentu :

  1. Consumer and investor fraud

Maksudnya fraud dapat dilakukan kepada pelanggan, kreditor, investor, supplier, dan sebagainya

  1. Criminal and civil fraud

Criminal fraud denotes a false representation of a material fact made by one party to another party with the intent to deceive and induce the other party to justifiably rely on the fact to his/ her detriment

  1. Fraud for and against the company

Contohnya adalah price fixing, corporate tax evasion, violation of environmental laws, false advertising, and short counts and weights are generally intende to aid the organiszaiton financial performance.

  1. Internal and external fraud.

Internal fraud dapat dibedakan dari external fraud. Dimana External Fraud dilakukan oleh vendors, suppliers, dan kontraktor. Dengan bentuk kejahatan seperti overbill, double bill, atau menukar barang dengan kualitas yang lebih rendah.

Dan jika dilihat dari kategori besarnya adapat di jelaskan dengan Skema Kecurangan terbagi menjadi :

Untuk Kecurangan didalam laporan keuangan bias anya dilakukan fraud sbb :

  1. Timing Differences (Improper Treatment of Sales)
  2. Fictitious Revenues
  3. Concealed Liabilities (Improper Recording of Liabilities
  4. Improper Disclosures
  5. Improper Asset Valuation

Sedangkan untuk skema kecurangan korupsi biasanya para pelaku fraud melakukan hal hal sebagai berikut :

  1. Conflicts of Interest (Lebih cenderung kepada kolusi contohnya menandatangani cek untuk pembayaran kepada supplier tertentu.)
  2. Bribery
  3. Illegal Gratuities (Memberikan sesuatau dengan tujuan menguntungkan dirinya atau perusahaannya tetapi tidak secara jelas contoh pemberian liburan atau hadiah yang mahal)
  4. Economic Extortion (Contohnya adalah karyawan meminta sejumlah uang yang kepada supplier yang ada)

Skema ASSET MISAPPROPRIATION biasanya dilakukan dengan cara cara sebagai berikut :

CASH

  1. Larceny (cash larceny is the outright stealing of cash. Because the cash stolen by an employee in a cash larceny scheme has already been recorded in the accounting system, the absence of the cash ought to be more easily detectable than a skimming scheme)
  2. Fraudulent Disbursements (Contohnya karyawan meminta sejumlah uang untuk biaya reimbursement atas biaya yang sebenarnya tidak pernah terjadi)
  3. Shell Company Schemes (A shell company scheme involves using a fictitious company, created for the sole purpose of committing a fraud, to generate checks from the company’s resources that will be directed to the culprit, to her benefit)
  4. Pass-Through Schemes (Hampir sama dengan shell company schemes hanya saja barang yang dijual benar benar ada tetapi dengan harga yang sangat tinggi)
  5. Nonaccomplice Vendor Schemes (involves a legitimate vendor. However, the vendor is not an accomplice but rather an innocent party being used by the perpetrator. The perpetrator could bill or overbill the company using the vendor’s invoices, and either intercept the check for the invoice or send the check to the vendor and ask for a refund from the vendor and intercept that check.)
  6. Personal Purchases Schemes
  7. Ghost Employee Schemes (someone receives a paycheck but does not actually work for the victim company)
  8. Commission Schemes
  9. False Workers’ Compensation Schemes
  10. Falsified Wages Schemes
  11. Forged Maker Schemes (involves the signing of another person’s name to a check with fraudulent intent and the fraudulent alteration of a genuine instrument.)
  12. Forged Endorsement Schemes
  13. Concealed Check Schemes The concealed check scheme is a bold attempt to take advantage of ‘‘rubber stamping’’ or inattention to controls.
  14. Authorized Maker Schemes (perpetrator who has check-signing authority and makes out fraudulent checks to himself or herself for personal benefit.)
  15. Skimming (Skimming is sometimes called front-end fraud, as funds are stolen before a booking entry is made.)

PERSEDIAAN DAN AKTIVA LAINNYA

  1. Misuse
  2. Larceny (Larceny of inventory is the simple theft of inventory from the employer’s possession. In some cases, an employee may just steal inventory and make no attempt to conceal the theft in the accounting records.)

 

Sedangkan menurut yang lain taksonomi dapat dikelompokan menjadi beberapa kategori :

 


PERTEMUAN VI

PERTIMBANGAN TENTANG KECURIGAAN PADA KECURANGAN

 



PERTEMUAN VII

PENCEGAHAN DAN DETEKSI KECURANGAN TEKHNIK INVESTIGASI

 

Berkaitan dengan skema fraud yang pernah dibahas sebelumnya, berikut adalah indikasi indikasi UMUM akan adanya kecurangan (Fraud) :

  • Financial Statement Frauds
  1. I.                 Accounting anomalies
  2. II.               Rapid growth
  3. III.              Unusual profits
  4. IV.             Internal control weaknesses
  5. V.               Aggressiveness of executive management
  6. VI.             Obsession with stock prices by executive management
  7. VII.           Micromanagement by executive management
  • Asset Misappropriation
  1. I.                 Changes in behavior
  2. II.               Inability to look people in the eye
  3. III.              Increased irritability
  4. IV.             Irregular work history
  5. V.               Character problems
  6. VI.             Consistent anger
  7. VII.           Tendency to blame others
  8. VIII.          Change in lifestyle
  9. IX.             Are disgruntled with employer or supervisor
  10. X.               Never take a vacation or take it in short time frames (probable in lapping
  11. XI.             and ghost employee schemes)
  12. XII.            Have financial strains or debt problems
  13. XIII.          Exhibit traits of psychotic problems
  14. XIV.         Constantly complain about how the boss or company treats them
  • Corruption :
  1. I.                 Relationships between key employees and authorized vendors
  2. II.               Secrecy surrounding this third-party relationship
  3. III.              A lack of review on management approvals for known third-party relationships that exist (over time, the fraudster may begin to steal using that relationship if the entity gets comfortable with it)
  4. IV.             Anomalies in recording transactions (e.g., what is the debit for a bribe on the books?)
  5. V.               Anomalies in approving vendors

 

PENCEGAHAN FRAUD

  1. 1.     Corporate Governance Structure

Prior to the passage of SOX, research had shown that weak corporate governance was associated with all of the major financial frauds.

Weaknesses from the report were summarized as follows:

  • Board members who were not independent
  • Board dominated by insiders
  • Board members with significant equity holdings
  • Board members with little board experience
  • Boards and audit committees that did not meet
  • Audit committee members who knew little about finances or auditing
  • No audit committee
  • Audit committee did not meet
  • Top executives involved in the frauds
  1. 2.     Tone at the Top

in almost every case, an executive was involved. That executive typically mistrusted people and kept as much of the financial affairs as possible secreted away from auditors. Thus there was clearly no antifraud tone at the top in Enron, WorldCom, Tyco, and others.

  1. 3.     Realistic Financial Goals

Another common element of the major frauds was the overoptimistic goals set

for corporate performance. In financial frauds of the past, almost every goal

and strategy of the entity revolved around increasing profits to an abnormal

level for that industry

  1. 4.     Policies and Procedures

Policies define entity objectives and principles, while procedures define actions

the entity takes to ensure objectives are achieved. Policies and procedures

document the actions and transactions determined to be unethical, as well

as how violations will be treated.

 

Dan tekhnik apa saja yang digunakan agar fraud dapat dicegah ?

v    Surveillance

surveillance cameras or other surveillance methods can be a good perception of detection method.

v    Anonymous tips

Best practices for anonymous tip programs include appropriate involvement of management, independent handling of complaints by a third party, and using multiple communication methods.

v    Surprise audits

Internal audit is the highest-ranked proactive method of detection

v    Prosecution

Enormous benefits can be gained by prosecuting fraudsters to the maximum

extent of the law. It is true that there is some downside risk in a public trial, and

even some risk that the prosecuting agency may fail to do its job effectively.

v    Enforcement of ethics and fraud policies

An entity should have determined beforehand what it would do if a fraud occurred; in particular, what penalties would be meted out for what kinds of frauds and levels of fraud

v    Catch me if you can!

Oddly enough, perhaps the greatest perception of a detection measure is to

catch a fraudster, prosecute him, and highly publicize what has been done. A

recently busted fraudster can significantly increase the perception of detection.

 

Tekhnik pencegahan lainnya :

  • Background Checks
  • Regular Audits
  • Internal Controls
  • Invigilation (A variation of surveillance is invigilation. In invigilation, the fraud auditor creates a pristine environment that should be fraud-free. That is, it is a highprofile, well-staffed fraud audit. Because employees will be very careful to not commit fraudulent activities during such a time, the invigilation serves as a benchmark of what the entity should be earning in revenues.)

 

TEKHNIK PEMERIKSAAN FRAUD

  1. Penggunaan teknik teknik audit yang dialkukan oleh internal maupun external auditor didalam mengaudit laporan keuangan.
  2. Pemanfaatan teknik audit investigative dalam ekjahatan terorganisir dan penyelundupanpajak penghasilan yang juga dapat diterapkan terhadap data kekayaan pejabat Negara.
  3. Penelurusran jejak jejak arus uang
  4. Penerpan teknik analisis dalam bidang hukum.
  5. Penggunaan teknik audit ivestigatif untuk mengungkapkan fraud alam pengadaan barang.
  6. Penggunaan computer forensics
  7. Penggunaan teknik interogasi
  8. Penggunaan Ooperasi Penyamaran
  9. Peamngaatan whistleblower.

Leave a comment